KATA SAMBUTAN
“Bilakah saat yang membahagiakan itu datang? Saat Dimana Maria yang Ilahi ditetapkan sebagai pemimpin dan penguasa dalam hati semua orang? Bilakah jiwa jiwa menghirup Maria? Saat Dimana Roh Kudus menemukan mempelaiNya terkasih dalam jiwa jiwa? Saat itu tiba hanya bila bakti yang aku ajarkan ini dikenal dan dipraktikan orang.” (St Montfort, Bakti Sejati 217)
Kami menyambut dengan sukacita inisiatif kelompok KEJAR untuk mengadakan pembelajaran dan pendalaman bersama buku Bakti sejati, mahakarya St. Louis Marie de Montfort. Buku Bakti Sejati bukanlah sebuah karya ilmiah maupun ajaran teologis St. Montfort melainkan buah dari pengalaman iman dalam ziarah batin mendalam St.Montfort. Montfort sendiri meramalkan bahwa tidak semua orang akan memahami apa yang dia ajarkan dalam buku ini, hanya orang orang yang dicerahkan oleh Roh Kudus dapat memahami rahasia Maria ini. Karena itu sikap yang tepat dalam merenungkan buku ini adalah membuka diri pada inspirasi dan Gerakan Roh dalam batin masing masing pembaca. Tinjauan kritis teologis menyangkut ajaran ajaran teologis Katolik memang diperlukan agar menemukan korelasi dan pendasaran yang tepat dalam sumber-sumber pokok ajaran Gereja yaitu Kitab Suci, tradisi dan magisterium Gereja. Oleh karena itu saya kami menganjurkan dalam proses pendalaman ini agar setiap perserta terlebih dahulu membaca dan mengendapkan secara pribadi nomor-nomor yang akan didalami. Kemudian dalam dinamika bersama setiap peserta dapat mensharingkan dan atau mendengarkan Gerakan Roh yang berbicara dalam peserta lain. Fasilitator berfungsi menganimasi arah sharing pada gagasan pokok yang ingin disampaikan Montfort. Bila ada kebingungan atau pertanyaan yang mengganggu dan belum menemukan jawabanya selama pertemuan, fasilitator dapat merujuk pada pendapat ahli yang kompeten agar tidak melenceng dari tafsiran resmi Gereja.
St. Yohanes Paulus II yang terpikat dengan buku ini menyatakan dengan jelas bahwa ia perlu berkali kali membaca dan merenungkan tulisan dalam buku ini sampai akhirnya ia menangkap apa yang sebenarnya Montfort ingin katakan. Ia misalnya menegaskan bahwa tulisan Montfort ini mengandung Mariologi Montfort yang sepenuhnya Kristosentris dan Trinitarian. Namun yang paling mengesankan adalah oleh pengenalan dan persatuanya dengan Maria, St. Yohanes Paulus II memilih ‘Totus Tuus’ sebagai moto kepausanya yang dikutip dari bakti yang diajarkan Montfort ini. Bagi saya sendiri tulisan tulisan dalam buku Bakti Sejati ini membantu saya untuk mengenal Maria lebih dalam dan personal dan membangkitkan bakti yang sejati kepadaNya.
Terima kasih pada kelompok kerjar yang menginisiasi pendalaman bersama buku bakti Sejati ini. Terima kasih juga kepada para imam SMM yang bersedia menemani proses pembelajaran bersama ini. Semoga membantu semakin banyak orang untuk mengenal dan mencintai Maria agar semakin mengenal, mengimani dan mencintai Yesus, Tuhan kita. Seraya memohon bantuan dan penyertaan Sang Kebijaksanaan Abadi, kami mengucapkan selamat melakukan pendalaman bersama bagi semua peserta. Doa Bunda Maria dan St. Montfort menyertai anda sekalian.
Provinsial SMM
RP Antonius Tensi SMM
